Selasa, 15 September 2015

Hamemayu Hayuning Bawana

BUKAN JAWA namanya jika tidak menyimpan filosofi agung tentang kehidupan. Satu dari sekian banyak nilai luhur itu termaktub dalam hamemayu hayuning bawana (memayu hayuning bawana) yang bermakna, mengupayakan keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan hidup di dunia.


Lebih dari itu, perwujudan memayu hayuning bawana perlu dilakukan mulai bawana alit yang bermakna pribadi dan keluarga, bawana agung yang berarti masyarakat, bangsa, dan negara, serta bawana langgeng atau alam akhirat.

Konsep memayu hayuning bawana lekat dengan ajaran Kejawen yang lekat dengan hal-hal kosmologis. Landasan dari konsep ini adalah ‘eling dan waspada.’ Sehingga, filosofi memayu hayuning bawana memuat dua esensi yakni sebagai ruang budaya dan spiritual budaya.
Sebagai ruang budaya, bawana dipandang sebagai jagad rame yakni tempat hidup manusia. Siapa yang berbuat baik saat masih hidup di jagad rame, akan menuai hasilnya.


Sementara sebagai spiritualitas budaya, memayu hayuning bawana berarti lebih condong pada penghayatan batin. Spiritualitas budaya mengimbangi ruang budaya. Dalam jagad rame tadi, seseorang harus mengiringinya dengan laku batin seperti tirakat agar mampu mewujudkan dunia yang tenteram.


0 comments:

Posting Komentar